Saturday, July 9, 2011

Kalut

Leave a Comment
kami berjajar disini,
menyulut hormat dan tanda saluute
teruntuk nawak yang bersilahturahmi
ini kami menghantarkan sesaji dan bertekuk lutut..

dari ujung hingga ke rawa,
walau buntung kita 'kan tertawa
semoga kunjungan nawak mendapat berkah
moga kami turut mendapat hikmah..

silahkan tetirah.. hilangkanlah segala lelah..
walau jejak memerah.. setidaknya itu sejarah..
atur kawulo, panjenengan legowo hamirsani..
pangestunipun, sumonggo sami-sami ngayahi..

jejak mengajak, sesak turutkan masak,
jabat hingga terikat, erat walau sekarat..
sedekah katamu, setengah darimu..
merekah hatiku, sempurnakan diriku..

*
sorakku teruntuk nawak,
betapa kembara temukan [lagi] kembarnya..


dibuai alunan pilu nada2 bersemu sedu
tertera saja ini kata

ahh... setengah ini lah yang telah lama kurindu
rasanya manis tapi apa itu
terlalu
sudah berlembar2 sajak kubaca
tapi tak ada yang sejujur nawak punya sabda

marilah kawan mari...
ajarkan aku lagi...
mengenal indahnya puisi
yang datang dari dalam hati...

****

tawaku mungkin sudah tak seriang dulu
seperti tawa kanak2 yang tak terpikir dosa dunia
tapi aku rindu
ya aku rindu tawa itu

sekali ini aku bertanya mengenai kasih dan cinta
apakah dia nyata??? ataukah hanya fatamorgana???
cih...
rasanya ingin ku buang saja
kuikat rapat dalam bejana tua
lalu kutanam di halaman rumah pendeta

pikiranku kalut... sendiriku tak kuasa berkaca
wajahpun ini milik siapa???
Lagi sekali kutemui nada sorga
dari paras jelita seorang hawa
terasa berdebar2 didada
tapi apakah ini rasa???
ahh... aku pun enggan mengakuinya


tawaku pun sudah tak seringan bulu
tidak lagi terdengar seperti nyanyian gembala
yang menyesapkan tawa juga
yang menginfeksi gelak nya

0 comments :

Post a Comment